Belajar Public Speaking Bersama Ahlinya ; The Importance of Public Speaking with Alia Rahma
00:46Saya termasuk orang yang kurang percaya diri apabila diminta untuk tampil di depan. Jangankan tampil sendirian, tampil bersama dengan teman yang lain pun masih sering dilanda gugup. Sejak zaman sekolah jika ada urusan kepanitiaan yang berhubungan dengan tampil di panggung, pasti saya lebih memilih sebagai pekerja di belakang layar. Meskipun tidak terlihat, namun sudah cukup bahagia jika acara yang kita dukung berjalan dengan lancar.
Kebiasaan itupun terbawa sampai sekarang, saya lebih banyak memilih jadi pendengar dan penonton dibandingkan menjadi bagian dari sebuah penampilan di depan audiens. Rasanya, saya harus mengumpulkan banyak energi untuk bisa tampil di depan. Dan itu tidak mudah, saya pun merasa bahwa saya tidak ada bakat dalam dunia public speaking.
Itulah sebabnya ketika ISB atau Indonesian Social Blogpreneur, sebuah komunitas blogger yang digawangi Teh Ani Berta mengadakan webinar tentang public Speaking saya pun mendaftarkan diri.
Enggak tanggung-tanggung narasumbernya adalah presenter berita yang sudah pasti dikenal oleh penonton berita dari seluruh Indonesia. Beliau adalah kak Alia Rahma atau lebih sering dipanggil kak Alia.
Berawal menjadi None Jakarta Selatan tahun 2001 dan menjadi None DKI jakarta pada tahun yang sama, Pada tahun 2005 Kak Alia mengikuti ajang Putri Indonesia dan menempati posisi ke 5 sekaligus menjadi Putri Pariwisata. Karir presenternya dimulai di stasiun TV ANTV dan saat ini menjadi salah satu presenter 3-Hours News Show yang tayang di SEA Today.
Webinar dengan tajuk "The Importance of Public Speaking " ini berlangsung kurang lebih selama dua jam. Profesionalitas Kak Alia nampak sekali selama webinar berlangsung. Selama webinar, sepetinya energi kak Alia masih tetap full, tidak berkurang, ditandai degan suara beliau masih tetap powerful hingga akhir acara. Begitu juga saat menjawab pertanyaan dari para peserta, dari jawaban yang beliau berikan, nampak sekali kalau beliau memiliki jam terbang tinggi.
Hal ini senada dengan apa yang beliau sampaikan di awal, bahwa "energi"dalam public speaking itu memiliki andil besar. Dengan energi yang dimiliki, pembicara memiliki daya untuk terhubung dengan audiens.
Hal yang tak boleh dilupakan adalah jadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri itu sangat penting karena menampilkan diri kita yang sekedar polesan justru akan membuat kita lelah. Untuk itu kak Alia memberikan tips bagaimana agar tidak gugup saat berada di depan audiens.
Ada tiga pendekatan yang bisa diterapkan untuk mengatasi rasa gugup yaitu,
1. Situation-Based yaitu menyesuaikan diri dengan situasi dimana kita harus memahami dengan siapa kita berbicara
2. Audience-Based yaitu mengenali siapa audiens kita dan bagaiman meenyesuaikan penyampaian kita dengan mereka
3. Goal- Based yaitu bagaimana kita fokus dengan tujuan utama kita.
Dengan menerapkan ketiga pendekatan tersebut kita akan lebih menguasai apa yang harus kita sampaikan dan apa yang harus kita lakukan saat menghadapi audience.
Oh ya, kak Alia juga menyampaikan bahwa public speaking adalah ilmu yang bisa dipelajari, perkataan beliau mematahkan anggapan saya bahwa selama ini saya bermasalah dengan public speaking karena saya menganggap bahwa saya tidak ada bakat untuk itu.
Salah satu pelajaran penting untuk mengatasi rasa gugup pada saat berada di depan audiens adalah menggunakan metode 3P BCOS, yaitu :
1. Positive Intention yaitu menampilkan niat positif yaitu apa tujuan dari berbicara dan manfaat apa yang akan dirasakan oleh audiens
2. Preparation atau persiapan. Denga persiapan diri yang baik maka kita akan lebih menguasai materi dan mengenal audiens.
3. Pray atau berdoa. Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah mengawalinya dengan doa, salah satunya doa agar acara berjalan dengan lancar.
4. Breath. Rasa gugup dapat menimbulkan detak jantung lebih cepat dan nafas yang tidak teratur. Mengatur pernafasan sebelum acar dapat membantu mengurai ketegangan.
5. Control. Salah satu bentuk kontrol diri adalah dengan cara memposisikan tubuh pada sikap yang tepat. Misalnya dengan punggung tegak akan membuat rasa percaya diri meningkat.
6. Smile atau senyum. Smiling Voice atau berbicara sambil tersenyum dapat memberikan suasana lebih hangat dan memberikan kesan ramah. Namun demikian smiling voice tidak dilakukan sepanjang waktu, pemilihan waktu yang tepat dapat memberikan kesan tulus.
Untuk suskses berbicara di depan umum, jangan lupa untuk memperhatikan aspek verbal dan non verbal. Aspek verbal adalah yang berkaitan dengan suara dan apa yang keluar dari mulut kita.Dengan mempelajari aspek verbal maka memungkinkan kita lebih enaak untuk di dengar.
Aspek verbal meliputi :
1. Pace atau kecepatan berbicara
Kecepatan berbicara ini dapat mempengaruhi tingkat pemahaman audiens terhadap apa yang kita bicarakan. Jika terlalu terburu-buru akan membuat audiens tidak paham dan sebaliknya jika terlalu lambat audiens akan bosan.
2. Articulation atau Artikulasi
Yaitu berhubungan dengan jelas tidaknya ucapan kita. Pelafalan huruf yang baik dan benar akan mempermudah audiens memahami ucapan kita.
3. Pitch atau Tekanan Suara
Pemberan tekanan bicara yang tepat akan membuat nada bicara kita semakin enak didengar. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua kata harus mengalami penekanan kata.
4. Accentuation atau Aksen
Biasanya aksen berkaitan dengan daerah asal kita. Namun untuk acara berskala besar hendaknya kita menggunakan aksen yang umum untuk mempermudah audiens memahami apa yang kita ucapkan.
5. Volume
Volume suara harus disesuaikan dengan besarnya ruangan dan jumlah audiens. Dengan demikian baik pembicara maupun audiens sama-sama merasa nyman ketika mendengarkan.
6. Intonation atau intonasi
Intonasi membuat suara kita lebih enak di dengar karena tidak datar dan monoton.
7. Pronounciation atau Pengucapan
Pengucapan hendaknya jekas dan mudah dipahami oleh audiens.
8. Pause atau Jeda
Jeda pada saat berbicara tidak hanya membuat kalimat yang kita ucapkan lebih enak di dengar namun juga memberi kesempatan untuk mengatur nafas.
Selain aspek verbal yang bisa mempengaruhi audio para audiens hendaknya kita juga memperhatikan aspek nonverbal yang juga dapat mempengaruhi visual audiens.
Aspek nonverbal ini akan membuat penampilan lebih menarik dan membuat kita lebih percaya diri. Adapun aspek nonverbal yang hendaknya diperhatikan adalah :
1. Postur atau Posisi Tubuh
Posisi tubuh yang tegak sangat disarankan karena dengan posisi ini menunjukkan keseriusan kita dan mengundang kepercayaan audiens.
2. Facial Expression atau Ekspresi wajah
Ekspresi menyenangkan saat berbicara yang kita tampilkan ke publik akan membuat publik lebih senang mendengarkan kita. Ekspresi juga meminimalisir kebosanan audiens.
3. Eye Contact atau kontak mata
Melakukan kontak mata dengan hadirin sesekali perlu dilakukan untuk menunjukkan kepercayaan diri. Trik melihat ke arah alis mata dan dahi dapat dilakukan agar kita tidak selalu melakukan kontak mata.
4. Gestur
Jangan melakukan gerakan tidak penting yang nampak dibuat-buat. Lebih baik tampil sebagai diri sendiri atau be genuine.
5. Appearance atau Penampilan
Hendaknya penampilan harus menyesuaikan dengan acara yang berlangsung dan siapa saja yang akan menjadi audiens. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih pakaian yang sesuai dengan acara dan audiensnya.
Sebagai orang yang memiliki PR dengan per-publicspeaking_an, tentu saja materi dari Kak Alia ini memberikan insight yang menarik. Saya jadi tahu apa saja yang harus diperhatikan saat akan tampil di depan umum. Semoga jika ada kesempatan saya lebih berani untuk berkata "ya" aih-alih menolak dengan berbagai alasan.
Akhir kata terima kasih untuk Kak Alia yang telah meluangkan waktunya berbagi dengan kami. Sebuah kesempatan yang sangat berharga yang dapat saya rasakan berkat ISB dan Teh Ani Berta. Semoga ilmu dan amalan dari Kak Alia maupun teman-teman ISB dapat menjadi ladang amal jariah dan semoga tulisan saya ini juga bermanfaat bagi teman-teman yang membacanya. Salam.
0 comments