Sama-sama dilahirkan oleh satu ibu tapi setiap anak memiliki sifat dan pembawaan yang berbeda. Ada yang ceria dan suka bercerita. Tanpa dipancing pun anak seperti ini akan bercerita dengan sendirinya.
Seperti anak sulung saya yang memang sejak kecil sudah senang bercerita. Sampai sekarang pun tanpa ditanya dia akan bercerita kejadian di sekolah atau pengalamannya hari itu. Sangat jauh berbeda dengan adiknya yang sepertinya beranggapan tidak ada perlunya bercerita ke orang tua karena kejadian yang dialami dianggapnya semua biasa saja.
Untunglah sedikit demi sedikit si keci ini sudah mulai terbiasa bercerita. Walaupun tidak semuanya dia ceritakan dan tidak selalu bercerita, tapi sudah ada perkembangan yang baik. Terkadang tanpa dipancing dia mulai mau menceritakan hal-hal ringan tentang pengalamnnya hari itu.
Dulu, dia kalau ditanya jawabnya pasti hanya beberapa patah kata saja misalnya, "Tadi latihan sepak bolanya gimana Dik?" biasanya dia akan menjawab "Ya kayak biasanya". atau "Ya gitu itu". Gemes kan?
Tiba-tiba saja beberapa waktu lalu, ketika baru pulang sekolah tiba tiba dia cerita kalau tongkat pramuka temannya ketinggalan di lapak penjual cilok. Saya pun kaget, bukan kaget sama yang diceritakan. Tapi kaget, kenapa dia tiba-tiba bercerita sebelum saya tanya terlebih dahulu.
Tapi memang jauh sebelum itu, ada beberapa hal yang saya lakukan untuk memancingnya agar lebih nyaman bercerita. Berikut ini pengalaman saya membuat anak lebih nyaman bercerita :
1. Selalu biasakan untuk bertanya. Jika pertanyaan yang sifatnya umum kurang mendapat respon, cobalah membuat pertanyaan yang lebih spesifik. Misalnya ada kejadian istimewa apa di hari itu. Bagaimana latihan sepak bolanya, berhasil membuat gol apa tidak, dan lain sebagainya. Dengan demikian si anak pun akan memberi jawaban lebih panjang bila dibandingkan dengan pertanyaan singkat yang sifatnya terlalu umum.
2. Disaat anak sudah mau bercerita, beri perhatian dan beri pertanyaan lanjutan. Hal seperti ini membuat anak lebih merasa dihargai dan nyaman untuk bercerita kelanjutannya.
3. Pancing anak bercerita dengan menceritakan pengalaman kita terlebih dahulu. Menceritakan masa kecil kita memberikan gambaran berbeda tentang pengalaman yang baru di alami. Misalnya saja dia tak sengaja membuat temannya terjatuh, karena takut dia tidak mau bercerita. Namun ketika mendengar pengalaman pribadi kita yang tidak menyenangkan, maka dia akan merasa nyaman bercerita karena menganggap kita pernah di posisi yang sama. Biasanya setelah saya menceritakan pengalaman saya sendiri, dilanjutkan dengan apa yang seharusnya dilakukan. Misalnya meminta maaf.
Tidak apa-apa menceritakan kesalahan anda dahulu yang tidak minta maaf, tapi sampaikan juga penyesalan anda dan apa yang seharusnya anda lakukan.
Tunjukkanlah sikap obyektif tapi tetap bijaksana. Katakan salah jika memang si anak salah tapi jangan bersikap menyalahkan dan terlalu menghakimi.
4. Sering-seringlah mengajak anak ngobrol ringan tanpa ada keinginan mengorek cerita. Membicarakan hal sepele ternyata bermanfaat juga untuk membangun komunikasi.
5. Carilah acara yang ringan di TV atau Youtube kemudian ajak anak untuk nonton bersama. Beri perhatian saat dia menunjukkan reaksinya dan ciptakan obrolan yang menyenangkan.
Nah itulah beberapa cara yang sementara ini saya ingat untuk membuat anak bungsu saya lebih nyaman bercerita. Nanti misalnya ada tips lain yang saya ingat, akan saya tambahkan lain waktu. Atau mungkin teman-teman punya pengalaman yang serupa? Boleh kok sharing di kolom komentar. Salam
1 comments
Kadang anak remaja memang sulit untuk membuka diri ke orang tua, bercerita tentang lingkungannya. Ada banyak faktor, salah satunya orang tua yang tidak bisa menanggapi dengan baik dan memberikan respons yang sesuai keinginan mereka. Jadi, sebagai orang tua harus pandai-pandai menjaga komunikasi dengan anak dan meluangkan waktu memang. Terima kasih sharing-nya!
BalasHapus