nanti fotonya diupdate lagi ya |
Sudah sering terjadi, kita punya rencana apa ternyata tapi kenyataannya apa. Kalau dulu awal jadi emak emak sih bakalan bikin down banget. Tapi karena sudah berkali kali terpapar oleh ketidak sesuaian akhirnya kebal juga. Malahan terkadang dari rencana yang tidak terlaksana itu muncul ide-ide baru yang bisa diterapkan di kemudian hari.
Oleh karena itu, jangan mudah mengeluh jika yang terjadi tidak sesuai rencana. Jangan mudah menyalahkan keadaan jika berbeda dengan harapan kita. Pasti ada hikmah yang bisa diraih.
Ehem sepertinya gampang ya ngomongnya padahal saya sendiri kalo dalam situasi yang sama pasti bibir juga udah monyong lima senti haha.
Ya begitulah namanya manusia pasti berproses, semoga kita semua berproses ke arah yang lebih baik ya.
Nah, ngomongin kejadian yang tidak sesuai rencana nih. Beberapa waktu lalu saya juga mengalaminya. Kejadiannya sepele siih. Biasanya kalau untuk sarapan dan bekal anak anak itu sudah saya persiapkan hari sebelumnya atau masak pagi pagi buta. Nah begitu anak-anak sekolah, baru saya memasak untuk hari itu, yaitu masak untuk makan siang dan malam sekalian.
Nah, kemarin itu saya berencana untuk masak sayur sop. Sayur sop ini adalah andalan saya untuk memberikan sayuran kepada anak-anak. Biasanya kalau masak sop begini anak-anak lahap banget makannya. Kebetulan hari itu anak-anak pulang agak sore jadi saya agak santai. Eh ternyata malah kebablasan, saya enggak masak sampai menjelang maghrib. Apalagi pada waktu datang anak anak minta dibelikan bakso, Jadi saya pun santai-santai saja tidak segera memasak.
Setelah sayur sayuran saya potong ternyata lumayan banyak juga ya. Seandainya jadi dimasak menjadi sayur sop, pasti enggak habis malam itu. Sayur sop kalau dihangatkan untuk esok hari, rasanya juga akan berbeda. Dan kalau saya enggak masak, malamnya bingung mau makan apa. Pasti beli lagi. Berhubung tanggal menuju tua dan anak anak butuh asupan sayur, saya pun berpikir bagaimana menyiasatinya.
Akhirnya terbersit ide untuk tetap memasak sayur yang sudah saya potong potong itu, tapi dimasak dengan berbeda. Bumbunya sih sederhana saja, jadi sayapun bingung menyebutnya masakan apa. Bumbu yang dipakai pun saknemune alias seadanya yang ada di rumah.
Mau disebut kare, bumbunya tidak sama dengan kare. Mau dibilang opor, resepnya juga berbeda. Sedangkan mau disebut lodeh, bumbunya juga kurang lengkap. Akhirnya waktu bilang ke anak-anak saya bilang aja sayur sop bumbu kuning, berikutnya saya ralat menjadi sop di bumbu kare. Karena masakan bersantan yang anak-anak suka adalah kare ayam. Sedangkan masakan saya kali ini bahan-bahannya dari sayur-sayuran yang biasa dibuat sop tapi hasil jadinya pakai santan dan kuahnya berwarna kuning.
Soal penamaan ini penting agar anak saya yang suka pilih-pilih makanan bisa membayangkan rasanya dan mau mencoba. Karena dia lumayan sulit kalau diminta untuk mencoba resep baru. Jadi harus diberi sedikit trik dan tipu daya, eh tapi tipu dayanya bisa dibilang white lie gitu ya.
Baiklah langsung pada resep saja ya
Bahan :
- 3 buah kentang yang cukup besarnya dipotong dadu
- 250 gr wortel potong-potong sesuaikan dengan ukuran kentang agar masaknya bersamaan.
- 100 gr buncis potong potong
- brokoli putih secukupnya
- daun bawang secukupnya
- 5 butir bawang putih
- 5 butir bawang merah
- 1 buah tomat berukuran sedang
- 1 cm kunyit
- 1cm kencur
- 1 cm jahe
- Santan secukupnya
- gula
- garam
(untuk sayuran bisa disesuaikan dengan selera anak-anak dan kebiasaan keluarga ya)
Cara membuat :
Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, kencur, jahe dan tomat. Setelah itu tumis sampai aroma harumnya keluar dan warnanya berubah jadi sedikit lebih gelap. Setelah itu masukkan kentang, wortel dan buncis yang sudah dipotong-potong. Tumis sampai sayuran terlihat layu. Setelah itu tuang santan dan tunggu hingga mendidih. Jangan lupa untuk memasukkan brokoli putih menjelang santan mendidih agar tidak terlalu lembek.
Setelah itu tambahkan gula dan garam dan daun bawang yang sudah dipotong-potong. Koreksi rasanya, jika sayuran sudah empuk dan santan sudah mendidih, bisa diangkat untuk disajikan.
Gampang banget kan masaknya? Karena pada waktu itu saya ingin esok paginya saya tidak ribet masak lagi. Sengaja kuah dan bumbunya agak saya banyakin. Jika keesokan harinya isinya sudah menipis atau habis, akan saya tambahkan tahu goreng dan telur puyuh rebus. Oh ya, di kulkas tersedia tempe dan telur ayam. kalau anak-anak mau nambah lauk, biasanya saya menyiapkannya mendadak.
Bisa dibilang masakan ini memang tidak terlalu sehat untuk tubuh sih, karena kuah santannya dihangatkan untuk keesokan harinya. Tapi menurut saya masakan kali ini cukup menyehatkan mental saya. Keesokan harinya saya punya lebih banyak waktu luang, karena tinggal goreng tahu dan merebus telur puyuh haha. Dan yang paling penting adalah ketiga anak saya lahap makannya. Disitulah saya merasa puas dan merasa perlu juga untuk menyimpan cerita ini di blog. Agar suatu saat, jika saya bingung mau masak apa bisa mencari referensi dari blog sendiri.
Nah kalau sudah begini anak-anak senang, mamak pun bahagia. Anak-anak makan sayur, kenyang dan keesokan harinya emak bisa bersantai. Semoga bermanfaat ya. Salam.