Konten [Tampil]
Membaca bagi saya adalah aktifitas yang sangat menyenangkan. Sampai sekarang pun saya masih merasakan hal yang sama. Saya lebih bisa menikmati membaca daripada menonton video, tapi kalau itu mungkin karena saya tipe visual juga ya. Walaupun saya kurang begitu mengingat apa yang membuat saya gemar membaca, tapi yang saya tahu sampai sekarang adalah Bapak saya yang gemar sekali membaca. Beliau selalu menyempatkan untuk membaca, entah itu buku tentang pelajaran sekolah yang beliau ajarkan atau bacaan lain yang bersifat pengetahuan. Bisa jadi kebiasaan membaca yang saya miliki ini adalah karena meniru kebiasaan Bapak. Yang kemudian di dukung oleh beliau.
Meskipun saya tinggal di desa yang pelosok, tapi masih bisa menikmatiu bacaan seperti majalah Bobo dan lain lain. Setiap kali Bapak mengambil gaji ke kota, saya selalu dibelikan majalah Bobo yang baru. Kadang dibelikan majalah bobo bekas yang bendelan sebagai bahan bacaan di rumah. Kalau masih kurang juga, saya di ajak ke sekolah tempat bapak mengajar. Ketika Bapak di kelas, saya di tinggal di ruang kantor yang merangkap ruang perpustakaan untuk membaca buku yang saya sukai.
Dari sini saya mengambil kesimpulan bahwa kebiasaan membaca pada anak itu sangat membutuhkan peran orang tua. Selain memberikan contoh dengan kebiasaan juga dengan memberikan dukungan yang berupa fasilitas.
Beda zaman tentunya juga berbeda cara untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Cara cara orang tua kita terdahulu dapat dijadikan contoh walaupun penerapannya menggunakan metoide yang berbeda.
Let’s Read Online Gathering – Bekal anak bertumbuh
Beruntung saya diundang untuk mengikuti Let’s Read Online Gathering – Bekal anak bertumbuh yang banyak memberikan insight baru, tentang bagaimana mengajak anak untuk gemar membaca dan berbagai manfaat yang di dapat.
Acara ini merupakan kerja sama antara Let’s Read dan Blogger Perempuan Network yang berlangsung di akhir ramadhan lalu. Acara yang dipandu oleh mbak Dessy Yusnita dari Blogger Perempuan Network ini menghadirkan dua narasumber yaitu kak Elsa Agustin, Social Media Development The Asia Foundation Indonesia yang mewakili Let’s Read Indonesia dan Ibu Roosie Setiawan founder Reading Bugs, sebuah komunitas Read Aloud Indonesia.
Dalam kesempatan ini kak Elsa memperkenalkan Let’s Read Indonesia yang merupakan persembahan The Asia Foundation. Let’s Read adalah sebuah aplikasi yang berupa perpustakaan digital untuk anak yang berisi buku cerita anak dari berbagai bahasa persembahan dari komunitas literasi dan diprakarsai oleh The Asia Foundation.
The Asia Foundation sendiri adalah organisasi nirlaba nonpemerintah yang meningkatkan kerjasama di kawasan Asia Pasifik. Organisasi ini sudah ada di Indonesia sejak tahun 1955. Salah satu program pertamanya adalah Books For Asia yang telah menyumbangkan buku untuk Indonesia lebih dari 3,5 juta eksemplar. Namun sayangnya, karena ada kendala bahasa, distribusi buku dan lainnya, maka tidak semua buku dari The Asia Foundation tersebar secara merata untuk anak Indonesia. Oleh karena itu, sejak tahun 2017 lahirlah Let’s Read Indonesia.
Untuk sementara ini Aplikasi Lets Read bisa digunakan di android, sedangkan untuk IOS masih dalam tahap pengembangan. Namun jangan khawatir, teman teman bisa mengunjungi langsung websitenya di www.letsreadasia.org.
Sebagai ibu-ibu pastinya kita semua paham kalau anak anak lebih menyukai buku yang bergambar daripada buku yang penuh dengan tulisan. Demikian juga Let’s Read, yang berisi aneka cerita bergambar untuk anak. Mulai dari cerita internasional sampai cerita yang berbahasa daerah tersedia di Let’s Read. Beberapa bahasa daerah yang sudah muncul di Let’s Read antara lain bahasa Jawa, Batak, Sunda, dan Minang.
Dan berikut ini beberapa informasi tentang Let’s Read :
- Berisi buku untuk usia PAUDdan SD kelas rendah
- Boleh di unduh dan dicetak
- Bisa diakses melalui Android dan Website
- Bisa didownload dan diakses dengan gratis
- Lebih praktis dan bisa membaca di manapun.
- Sumber koleksi berasal dari Book Lab, Lokakarya dan donasi dari berbagai instansi dan institusi.
Buku buku lets Read diperkenankan untuk diunduh dan dicetak asalkan tidak untuk diperjual belikan. Jika ingin membuat konten dengan membaca nyaring buku buku dari Lets Read juga diperbolehkan asalkan menyebutkan atribusinya, seperti penulis, illustrator dan penerbitnya.
Menarik sekali, dalam kondisi susah sinyalpun kita masih bisa membacakan buku buku Let’s Read untuk anak anak. Karena kita diperbolehkan menyimpan filenya di hape maupun media penyimpanan portable lainnya. Jadi sudah tidak ada alasan untuk tidak membacakan buku bagi si kecil lagi ya…
Reading Bugs lahir karena terinspirasi oleh sebuah buku, The Read Aloud Handbook. Reading Bugs adalah sebuah komunitas Read Aloud (Membaca Nyaring) di Indonesia yang didirikan oleh Roosie Setiawan pada tahun 2008.
Komunitas ini juga merupakan wujud keprihatinan terhadap minat membaca di Indonesia yang cukup rendah. Diharapkan kehadiran komunitas ini dapat meningkatkan minat baca anak anak Indonesia.
Pada saat ini berbagai komunitas Read Aloud telah tersebar di Indonesia. Saat ini kurang lebih ada 55 komunitas Read Aloud yang tersebar dari Aceh sampai Manokwari.
Komunitas Read Aloud ini memiliki visi membuat anak Indonesia menjadi pembaca sepanjang hayat.
Sedangkan misi Read aloud adalah menjadikan kegiatan membaca nyaring sebagai budaya di keluarga, sekolah dan masyarakat.
Nah, sebelum membahas tentang membaca nyaring / read aloud lebih dalam, ada baiknya kita memahami dahulu apa itu membaca nyaring.
Membaca nyaring adalah membaca dengan suara keras dan jelas, tujuannya adalah agar orang lain bisa mendengarkan dan memahami apa yang dibaca.
Pada saat membaca nyaring, huruf dan kata kata yang diucapkan harus benar benar jelas. Begitu pula dengan pemenggalan katanya.
Membaca nyaring harus dilakukan sesuai dengan bacaan yang ada tanpa improvisasi. Dengan demikian, anak anak yang mendengarkan bisa mengetahui cara membaca yang baik dan benar, mendapat kosa kata baru, membaca dengan lancar dan ekspresif serta mengenali bagaimana membaca untuk kesenangan.
Read Aloud atau membaca nyaring juga membangun kemampuan literasi dini pada anak. Karena pada saat mendengarkan buku yang dibaca dengan nyaring, anak anak sekaligus melakukan kegiatan listening, speaking, reading dan writing.
Unsur unsur Literasi Dini yang terbentuk saat kita membaca nyaring pada anak antara lain:
- Berbahasa Lisan/ bertutur yang berupa kemampuan menggunakan bahasa lisan misalnya saja bagaimana membangun kalimat dan mempelajari pola dalam bahasa lisan
- kosakata : dengan perbendaharaan kosa kata yang banyak, maka anak lebih mudah dalam memahami cerita dan mengenali lingkungan sekitarnya
- Minat terhadap materi cetak dengan membiasakan anak untuk melihat dan mengeksplor buku, poster dan media lainnya.
- Pengetahuan huruf dapat diperoleh melalui membaca nyaring.
- Kesadaran fonologis. Yaitu anak anak mengetahui adanya hubungan antara bunyi dan huruf dan masing masing huruf tersebut dapat menghasilkan bunyi yang berbeda.
- Kesadaran terhadap materi cetak, yaitu menyadari bahwa buku dapat memberikan pengetahuan.
- Pengetahuan latar yaitu pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya.
Manfaat Intonasi dan irama pada saat membaca nyaring, yaitu :
- Agar anak lebih memahami isi bacaan.
- Meningkatkan konsentrasi dengan menyimak
- Menarik minat untuk membaca karena mendapat pengalaman menyenangkan saat mendengar cerita dibacakan dengan nyaring.
Interaksi yang dibangun pada saat membaca nyaring bermanfaat untuk
- Meningkatkan kepercayaan diri para pendengar (anak anak)
- Memberikan suasana yang nyaman pada pendengar.
- Dapat memotivasi pendengarnya
Pengalaman membaca yang menyenangkan ini dapat mendorong anak untuk senang membaca hingga terbawa sampai usia dewasa. Namun yang terjadi di Indonesia adalah sebaliknya, sebagian besar anak Indonesia tidak mendapatkan pengalaman membaca yang menyenangkan sehingga minat baca di Indonesia rendah apabila dibandingkan dengan negara negara lain.
Dengan membaca buku, anak sekaligus menemukan cermin dan jendela dalam kehidupannya. Demikian disampaikan oleh Bunda Roosie Setiawan dalam pemaparannya.
Yang dimaksud buku sebagai cermin adalah :
1. anak dapat menemukan tauladan untuk menemukan identitas dirinya melalui tokoh dan kejadian dalam cerita.
2. Melihat tokoh dalam cerita sebagai dirinya sendiri sehingga merefleksikannya dalam kehidupan nyata
3. Membentuk persepsi tentang diri mereka sendiri dan menggali potensi diri
4. mendapat inspirasi dari tokoh cerita yang dapat melakukan hal hal yang hebat.
Sedangkan yang dimaksud buku sebagai jendela adalah : buku dapat memberikan pengetahuan baru dan juga buku dapat memberikan pengalaman baru tanpa harus mengalami sendiri kejadiannya.
Ada 4 tahapan dalam membaca nyaring agar mendapatkan hasil yang optimal dan pesan cerita tersampaikan yaitu :
1. Persiapan Membaca Nyaring yang terdiri dari :
- Mengetahui tahapan membaca anak dengan mengetahui kemampuan membaca anak dan usia anak.
- Tujuan membaca nyaring
- Pemilihan buku yang sesuai dengan usia dan tahapan membaca anak. Harus melihat Kontennya, genre, keterbacaan dan kegrafikaan . Memilih buku harus disesuaikan dengan perkembangan psikologis si kecil. Buku buku tersebut harus mengandung salah satu nilai seperti ketuhanan, kemanusiaan, buku juga harus memberi contoh sikap yang positif seperti : berani, jujur, saling menyayangi dll. Buku juga harus memberikan pengetahuan, baik tentang mengungkapkan perasaan, lingkungan, bentuk dll. Dan juga buku juga harus mengajarkan ketrampilan baik itu motorik kasar, halus maupun menulis dan berhitung. Sedangkan yang dimaksud keterbacaan adalah :
- Melakukan prabaca untuk mengetahui jalannya cerita, sehingga bisa mempersiapkan intonasi agar membaca lebih menarik. Dan juga persiapan untuk menjawab pertanyaan dari anak yang tiba tiba muncul. Orang tua / pembaca cerita harus mengetahui tokoh, setting, tema, dan alur.
2. Sebelum membaca nyaring.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada saat akan memulai membaca nyaring, yaitu :
- Membuka percakapan dengan cara menarik
- Menunjukkan buku yang akan dibaca beserta gambaran singkat cerita
- Menyebutkan judul, penulis, dan ilustratornya
- Gali pengetahuan anak dimulai dari sampul buku
- Menyususri ilustrasi buku
- Baca semenarik mungkin
3. Saat membaca nyaring
Saat membaca nyaring kita harus memberi contoh membaca yang baik dan benar, perhatikan juga hal hal berikut ini :
4. Setelah membaca nyaring
Gunakan five finger retell untuk mendorong anak menceritakan kembali cerita yang baru di dengar.
Membaca tak hanya dilakukan untuk bayi dan anak anak, namun membaca nyaring dimulai dari trimester akhir kehamilan. Karena pada usia ke 7 bulan, janin sudah bisa mendengar suara dari luar tubuhnya.
Nah, itulah manfaat dari membaca nyaring berserta tahapan yang harus dilakukan agar kegiatan membaca nyaring yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang optimal untuk si kecil. Hanya 7-10 menit setiap harinya, teman teman dapat mengajak anak lebih kreatif, mencintai buku dan berliterasi sejak dini melalui membaca nyaring.
Dan ingat ya teman teman, untuk membaca nyaring pada zaman sekarang ini bisa dilakukan di mana saja, tak harus menggunakan buku tapi juga bisa melalui aplikasi Let,s Read yang bisa teman teman download. Selamat membaca nyaring, semoga bermanfaat.