Konten [Tampil]
Pengalaman menikmati Indahnya Pantai Sendangbiru dari Menara Mercusuar
Disclaimer : Menara ini berada di area Pos Angkatan Laut Pantai Sedangbiru yang merupakan kawasan terbatas, jadi saya tidak tahu apakah masyarakat umum diperkenankan untuk masuk ke area tersebut atau tidak.
Siang itu suasana cukup panas, karena waktu hampir menunjukkan tengah hari. Saya bersama Pak Suami tiba di area Pos Angkatan Laut dan meminta izin untuk naik ke menara mercusuar. Sebelumnya pak Suami bilang kalau menaranya setinggi 6 meter. Dan ternyata menurut pak Hari, Pak Tentara Angkatan Laut yang kami temui, menara tersebut tingginya 12 meter. Hmm baiklah mari kita lihat.
Sebuah jalan beton dengan lebar kurang lebih satu meter menuntun saya dan pak Suami menuju ke menara mercusuar. Di samping kanan kiri semak belukar dan pepohonan hijau yang tinggi. Suara kicau burung terdengar bersahutan, saya sendiri kurang memperhatikan apakah juga terdengar suara ombak dari kejauhan. Karena saya sudah penasaran dengan menara yang pernah diceritakan oleh suami saya sebelumnya.
Dan... ternyata menara mercusuarnya tinggi, saudara! Benar kata pak Hari, tingginya 12 meter bukan 6 meter seperti apa kata pak Suami. Dan yang lebih bikin merinding, tangganya bukan tangga memutar seperti bayangan saya sebelumnya. Tapi tangga besi yang berdiri tegak, nyaris 90 derajat.
Begitu melihat tangganya, kaki udah agak lemas. Maklum selama ini saya merasa kalau saya phobia ketinggian. Jangankan naik tangga tegak seperti itu. Naik tangga ke lantai dua yang ada di rumah kakak aja udah semriwing, soalnya rumahnya belum jadi dan tangganya belum ada pagarnya.
Jadi ragu ragu, antara naik atau tidak. Tapi pak Suami terus menyemangati.
" Ayo kamu bisa" katanya.
"tapi kakiku lemes" kataku.
"Yang penting kalau naik jangan lihat ke bawah, lihat saja ke atas"
"Takut"
"Ayolah, kamu gak akan nyesel kalau udah di atas"
"Baiklah, tak cobae"
Dengan kaki yang masih terasa lemas, saya mencoba menapakkan kaki di tangga pertama. ternyata biasa saja, lanjut ke tangga kedua, masih biasa, begitu juga ketika sampai di tangga ke tiga.
Tapi, begitu sampai di anak tangga ke empat, merinding itu datang lagi, "Wis yah, aku nggak berani. Aku turun aja ya"
"Wis talah, ayo naik terus. Tak jagain kamu dari sini"
(Percakapannya sih enggak persis seperti ini, intinya saya enggak berani dan Pak Suami terus mendorong saya untuk naik)
Hmmm, jagain gimana wong gak bawa peralatan apa apa wkwkwk. Tapi kata katanya lumayan ampuh juga menambah keberanian. Saya pun naik pelan pelan dan sangat hati-hati. Ketika hampir sampai di atas, pak Suami malah minta berhenti dulu. Mau di foto katanya. Duh... mau tak mau harus menoleh ke bawah nih. Saya eratkan lagi pegangan sambil berdoa dan pelan pelan menoleh ke bawah. Oh ternyata tak seseram dugaan saya sebelumnya.
Dan akhirnya tangga paling tinggi pun terlewati. Sesampai di atas saya langsung merangkak, menuju bagian tengah menara. Masih belum berani berdiri karena kaki terasa lemas wkwkwk.
Baru setelah pak Suami sampai di atas saya berdiri dan melihat betapa indah pemandangan di atas. Untunglah tak lupa mengambil pose perayaan sudah sampai di atas menara.
Pemandangan dari atas menara sungguh indah. Langit yang biru cerah, nampak di depan pulau Sempu yang terlihat lebih dekat dengan pantainya yang berpasir putih. Pohon pohon yang hijau disekeliling. Hamparan laut yang bersih dengan gradasi warnanya yang cantik. Deretan perahu di sisi kiri menara juga menjadi pemandangan indah tersendiri.
Hembusan angin terasa lebih kencang dan kicauan burung terdengar lebih keras. Namun yang paling indah adalah pemandangan yang dinikmati oleh mata. Sungguh tempat ini membuatku jatuh cinta lagi terhadap alam, jatuh cinta yang kesekian kalinya dan masih tetap sama indahnya.
Kami pun bergantian untuk mengambil gambar dan video. Sayang perangkatnya seadanya, kami tidak bisa mengambil foto berdua dengan latar belakang yang bagus. Untunglah dengan kamera bawaan hape saja sudah mendapatkan beberapa foto sendiri sendiri yang bagus.
Hingga akhirnya, pak Suami bilang untuk turun dan saya pun baru terpikir satu hal. Gimana caranya mau turun? Sementara lihat ke bawah saja kaki sudah lemas?
Untunglah pak suami ngajari cara yang benar untuk turun tangga. Mulai dari posisi tangan untuk pegangan, posisi kaki ketika menapaki tangga dan selanjutnya. Pak suami pun turun terlebih dahulu dan saya menyusul kemudian. Sambil turun pelan-pelan, mulut ini tak hentinya komat kamit merapal doa. Dan ketika baru menapak beberapa anak tangga, kembali saya disuruh berhenti, mau divideo katanya.
Baiklah, saya pun berhenti sebentar menunggu pak suami sampai di bawah. Begitu di video saya malah merasa semakin deg-degan. Jadi agak salah tingkah dan bingung gimana caranya pegangan. Untunglah segera tenang kembali dan lancar sampai di bawah.
Begitu sampai di bawah saya langsung mengucap syukur sambil tertawa gembira. Ternyata, selama ini saya tidak phobia ketinggian, tapi hanya takut. Begitu ada yang mendorong dan memiliki keinginan untuk meraih sesuatu, ketakutan itu hilang. Dan saya bisa naik ke menara mercusuar itu.
Kalau saja saya berhenti di tangga ke 4 pada waktu naik, saya akan merasa baik baik saja dan menikmati spot pantai yang lain. Tapi saya tidak akan pernah tahu kalau ternyata ketakutan itu bisa dikalahkan dan bisa mendapatkan sesuatu yang istimewa setelahnya. Tapi kalau di suruh naik ke menara yang lebih tinggi lagi saya tetap berpikir dua kali, hehehehe.
Saya memberi selamat pada diri saya sendiri telah berani menerima tantangan dari Pak Suami dan tentunya saya berterima kasih pada Pak Suami yang sudah mengajak berpetualang. Well, pengalaman seperti ini mungkin biasa saja buat teman-teman. Tapi luar biasa bagi saya.
Melihat bagaimana Pak Suami mendorong saya untuk terus maju, demi melihat pemandangan yang akan membuat saya bahagia, saya jadi terharu. Untunglah sifat keras kepala saya tidak keluar waktu itu. Hehehehe.
Nah itulah teman teman pengalaman saya naik menara mercusuar yang bikin hati degdegan dan kaki lemas. Sekali lagi saya sampaikan kalau menara tersebut berada di area Pos Angkatan Laut, jadi saya tidak tahu pasti apakah masyarakat umum bisa masuk atau tidak. Untuk lebih jelasnya tanya sendiri saja ya.
3 comments
Yaaampun warna biru laut dan langitnya beradu, indah banget jadi pengen kesini deh
BalasHapusSubhanallah indah dan keren Mbak view-nya kalo dari atas gitu, salut sampean bisa mengalahkan rasa takut menapaki tangga yang setinggi 12 meter itu. Aku kayake mikir-mikir sebab aku takut ketinggian hehehe
BalasHapuswahh pemandanganya bagus bangett liat ke arah laut ituu biru
BalasHapusduhh saya takut ketinggian kalau coba naik mercusuar nyaa, pasti dengkul bergetar..hhihihi saking takut ketinggian..ghheheh