review
Klinik Asiki, Klinik Terbaik di Papua yang Melayani Masyarakat Terpencil, Terluar dan Perbatasan Papua Nugini
22:30Konten [Tampil]
Klinik Asiki, Klinik Terbaik di Papua yang Melayani Masyarakat Terpencil, Terluar dan Perbatasan Papua Nugini
Mendengar kata Boven Digoel atau Boven Digul ingatan saya langsung melayang pada pelajaran PSPB atau Pelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa pada masa saya SMA dulu. Kalau saya tidak salah ingat, Boven Digul adalah salah satu tempat terpencil di Papua yang digunakan sebagai tempat pembuangan atau pengasingan para pahlawan pergerakan Nasional Indonesia.
Beberapa tokoh yang pernah diasingkan di Boven Digul antara lain Bung Hatta, sutan Syahrir, Sayuti Melik dan lain lain. Pada masa itu Boven Digul adalah daerah berupa rawa-rawa dan hutan lebat yang hanya bisa di tembus menggunakan perahu melalui sungai Digul.
Seiring perkembangan zaman, Papua semakin maju begitu juga dengan Boven Digul. Di Asiki yang berada di distrik Jair kabupaten Boven Digul, sudah terdapat sebuah klinik modern yang bahkan mendapat peringkat sebagai klinik terbaik di tingkat provinsi Papua versi BPJS selama dua tahun berturut turut.
Klinik ini bernama Klinik Asiki yang didirikan oleh KORINDO group bersama KOICA (Korea International Cooperation Agency). Korindo adalah sebuah perusahaan awalnya bergerak di bidang pengembangan hardwood lalu beralih ke plywood , kertas Koran, perkebunan kayu dan yang terakhir perkebunan sawit. Korindo telah berdiri sejak tahun 1969 dan telah menyerap kurang lebih 10.000 tenaga kerja di Asiki, yang merupakan salah satu kampung di Boven Digul.
Klinik Asiki berhasil menyisihkan 700 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama lain yang berada di Papua dan Papua Barat. Hal ini dikarenakan fasilitas di klinik tersebut yang cukup lengkap. Seperti ruang inap, ruang rawat jalan, perinatalogi, ruang bersalin ruang bedah minor, USG, Farmasi dan ambulan yang berada dalam gedung seluas 1100 m2. Klinik ini digawangi oleh lima orang dokter, 12 orang perawat, dua perawat gigi, dua orang bidan, seorang analis, apoteker dan beberapa staff administrasi. Dalam waktu dekat, klinik yang dibangun di tanah seluas 1720 m2 ini juga akan dilengkapi dengan dokter spesialis gigi, penyakit dalam dan anak.
Awalnya klinik ini merupakan klinik internal perusahaan. Namun kemudian dibuka untuk masyarakat umum agar masyarakat sekitar mendapatkan akses kesehatan yang lebih memadai.Tujuan awal mendirikan klinik ini adalah untuk menekan tingginya angka kematian ibu melahirkan.. Namun dalam perkembangannya klinik ini juga membantu dalam mengatasi gizi buruk, dan menekan tingginya penyakit infeksi tropis di Papua seperti malaria, HIV/AIDS dan TBC.
Menurut Dr. Firman Jayawijaya yang merupakan manager klinik Asiki, ada beberapa faktor yang mendukung klinik Asiki terpilih menjadi klinik terbaik di Papua versi BPJS, yaitu ““Klinik Asiki dinilai memiliki angka kontak yang tinggi, kegiatan prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) berjalan dengan baik. Semua ini didukung dengan fasilitas medis yang cukup lengkap dan modern”. Hadirnya tenaga medis yang professional juga menjadi nilai tambah tersendiri karena dapat menekan angka rujukan pasien.
Kini klinik Asiki tak hanya melayani masyarakat di sekitar Asiki saja bahkan warga Papua Nugini pun kerap berobat di klinik ini. Maklumlah karena memang Boven Digul ini terletak di daerah perbatasan antara Republik Indonesia dan Papua Nugini.
Dari ke waktu, jumlah pengunjung yang berobat ke klinik Asiki ini semakin banyak, pada tahun 2017 mencapai 14.000 peserta. Di satu sisi angka tersebut menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat Papua terhadap pengobatan modern yang diwakili klinik Asiki. Namun bagi pihak Klinik Asiki angka tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri. Seperti kita tahu, Papua merupakan daerah dengan akses terbatas. Dari satu daerah menuju daerah lain dibutuhkan jarak tempuh yang panjang dan waktu yang lama.
Oleh karena itulah, Klinik Asiki berusaha mengurangi jumlah kunjungan pasien dengan cara menerjunkan langsung para tenaga medis ke lapangan. Program baru yang disebut dengan Mobile Service ini mengunjungi kampung kampung terpencil di sekitar perbatasan dan berdekatan dengan Boven Digul.
Dengan menggunakan perahu motor, para tenaga medis ini mengunjungi desa-desa yang fasilitas kesehatannya terbatas. Bekerja sama dengan puskesmas setempat, Mobile Service dari klinik Asiki ini selain memberikan pengobatan secara langsung juga memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan terhadap masyarakat yang berada di daerah terluar, terpencil dan perbatasan tersebut.
Dalam satu bulan kurang lebih 4-5 kali petugas kesehatan dari klinik Asiki menyusuri sungai dan anak sungai Digul untuk bertemu dengan masyarakat secara langsung. Selain itu mereka juga membawa susu dan obat-obatan yang diberikan secara cuma-cuma.
Keberadaan Klinik Asiki dan Mobile Service Asiki ini menunjukkan bahwa Korindo group bersama dengan KOICA sangat peduli dengan kesehatan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Semoga kedepannya, fasilitas dan perlengkapan di klinik Asiki semakin lengkap lebih baik lagi, sehingga lebih banyak membawa manfaat bagi masyarakat Boven Digul khususnya dan Papua pada umumnya.