Konten [Tampil]
10 Manfaat bermain rubik Bagi Anak
Akhir akhir ini, hobi anak pertama saya bertambah lagi yaitu bermain rubik. Memang jauh sebelumnya di rumah sudah ada rubik, tapi entah mengapa kini dia tiba-tiba tertarik. Saya senang dong melihatnya karena dengan bermain rubik, bermain gadgetnya jadi berkurang.
Rubik, awalnya bukanlah alat permainan melainkan sebuah alat peraga pelajaran. Erno Rubik, demikian nama penemunya yang berasal dari Hungaria. Setelah dipatenkan pada tahun 1975 barulah Rubik mulai tersebar ke toko-toko permainan di kota Budapest. Sampai sekarang sudah jutaan rubik terjual di seluruh dunia baik ang asli maupun yang imitasi.
Bentuk rubik pun sekarang semakin berkembang, dari yang 2x2, 3x3, 4x4 bahkan sampai 17x17. Selain itu masih ada lagi rubik segitiga/pyramid, mirror, tetraminx, megamink dan banyak lagi yang lainnya yang merupakan pengembangan dari rubik yang sudah ada.
Rubik yang pertama kali dicoba oleh anak saya adalah yang 3x3 dan memang itulah bentuk umum rubik yang sering kita jumpai. Soal harga juga bervariasi tergantung kualitas, dari harga 10 ribuan juga ada. Saya sih beli online seharga 80 ribuan. Namun ada juga rubik yang harganya sampai puluhan juta, tapi rubik yang ini bukan untuk permainan, karena rubiknya bertahtahkan berlian. Jadi cukup buat koleksi saja. Namun jika anda ingin menekuni rubik secara professional, anda membutuhkan rubik yang berkualitas, yaitu yang tepinya betul-betul presisi, cutting cornernya sangat baik begitu pula dengan kualitas putarannya. Sehingga anda bisa menyusun rubik anda dalam waktu yang sangat singkat. Untuk rubik 3x3 dengan kondisi yang sudah saya sebutkan tadi, harganya bisa sampai 900.000 rupiah. Mahal juga ya ternyata…
Melihat anak saya sungguh sungguh belajar bermain rubik, saya pernah bilang kalau main rubiknya sudah bisa cepat, nanti mama belikan lagi rubik yang lebih sulit. Asal sudah bisa menyusun rubik dengan waktu kurang dari satu menit, benar-benar bisa bukan karena kebetulan. Eh ternyata ucapan saya itu membuatnya bersemangat untuk menyusun rubik dengan cepat. Setelah dia mampu menyusun rubik 3x3 dengan waktu kurang dari satu menit secara konstan, lalu saya belikan rubik pyramink dan mirror, itupun sesuai dengan permintaan anaknya sih. Waktu 50-an detik untuk menyusun rubik 3x3 memang bukan hal yang luar biasa sih bagi para penggemar speedcube. Namun bagi saya, kemampuan itu layak diapresiasi.
Dan apa yang terjadi, ternyata satu jam setelah rubik diantar kurir, anak saya sudah bisa menyusun rubik yang mirror. Memang prinsip bermain rubik mirror ini sama dengan rubik 3x3. Hanya saja kalau rubik 3x3 berdasarkan warna sedangkan mirror berdasarkan bentuk. Untuk rubik segitiga, ternyata malah jauh lebih mudah dari rubik 3x3 maupun mirror. Kata dia, sudah saatnya mama belikan rubik baru. Hmm, tunggu bulan depan ya, gantian sama adek yang lagi butuh sepatu sama tas wkwkwk.
Ada beragam cara untuk belajar menyusun rubik. Ada yang menggunakan buku, melalui video atau belajar pada yang sudah berpengalaman. Kalau anak saya belajar melalui video youtube. Awalnya sempat curiga waktu saya lihat dia lihat layar hape dengan wajah serius, ternyata dia sedang melihat tutorial bermain rubik. Setelah beberapa kali menontion baru dia praktekkan, sambil memutar video yang sama. Kadang di bagian yang sulit, video itu dia play dan pause berkali-kali. Dalam tempo beberapa hari saja dia sudah bisa menyelesaikan teka teki rubik 3x3. Saya pernah satu kali melihat buku tutorial untuk bermain rubik, sepertinya cukup rumit ya. Menurut saya lebih enakan belajar lewat video. Tapi kalau ada yang bisa diajak konsultasi bakalan lebih cepat lagi. Karena di rumah dan lingkungan saya belum ada yang bisa bermain rubik, anak saya pun otodidak belajar melalui video.
Setelah mengamati anak saya bermain rubik, ternyata ada banyak manfaat bermain rubik untuk anak anak, diantaranya :
1. Meminimalisir bermain gadget. Memang sih anak saya menggunakan gadget untuk melihat tutorial rubik, tapi ini jauh lebih baik daripada nonton channel youtube yang kurang bermanfaat. Dan setelah dia bisa menyusun rubik, dia terpacu untuk bermain speedrubik/ menyusun rubik secara cepat. Waktu bermain gadgetnya pun semakin berkurang.
2. Melatih konsentrasi. Dalam menyusun rubik diperlukan konsentrasi yang tinggi. Semakin tinggi keinginan untuk bisa maka sem,akin lama juga waktu yang digunakan untuk berkonsentrasi.
3. Menambah daya ingat. Pada waktu menyusun rubik, pada rubik posisi tertentu maka akan menggunakan rumus tertentu pula. Ada beberapa anak yang lebih memilih untuk mencatat/menulis rumus memutar rubik tersebut. Namun anak saya memilih untuk mengingat-ingat saja.
4. Melatih untuk berpikir sebelum bertindak. Dalam memainkan rubik, saat hendak memutar suatu posisi maka kita harus tahu posisi rubik yang akan terbentuk selanjutnya.
5. Melatih kesabaran. Tidak mudah belajar menyususn rubik itu. Dibutuhkan kesabaran dan ketlatenan karena harus mencoba berkali-kali sampai benar-benar bisa dan menguasai.
6. Melatih koordinasi otak dan tangan. Dalam menususn rubik diperlukan kemampuan otak untuk berpikir dengan cepat ang diikuti dengan gerakan tangan yang cepat pula. Hal inilah yang membuat koordinasi antara tangan dan otak terlatih.
7. Killing time yang bermanfaat. Anak saya sering membawa rubiknya kemana-mana. Pada waktu ke Bali kemarin dia juga bermain rubik saat di bus sebagai pengusir rasa bosan.
8. Belajar untuk menantang diri sendiri dan memenuhi target. Begitu mendengar saya akan membelikan rubik lagi jika anak saa bisa menusun rubik kurang dari satu menit, anak saya semakin bersemangat dalam berlatih speedcube. Tak memerlukan waktu lama, akhirnya dia bisa membuktikan ke mamanya kalau dia mampu menjawab tantangan mamanya.
9. Membuat anak jadi lebih kreatif. Diantaranya dengan menyusun warna rubik dalam komposisi/bentuk bentuk tertentu.
10. Untuk anak yang usianya lebih muda, rubik bisa dijadikan alat untuk mengenal warna
Ternyata banyak juga ya manfaat bermain rubik untuk anak anak. Sayangnya kegemaran menyusun rubik ini tidak diikuti oleh dua adiknya, walaupun saya sudah memperkenalkan. Beberapa kali pula sang kakak mengajari sang adik, namun rupanya sang adik tidak seantusias kakaknya.
Mau gimana lagi, memang tidak bisa dipaksakan. Memang adik adiknya memiliki hobi yang berbeda dengan kakaknya.Yang penting kita sebagai orang tua tetap mendukung agar hobinya berkembang secara positif. Nah teman-teman ada yang punya pengalaman bersama rubik? Boleh dong di share di kolom komentar.