Konten [Tampil]
Sinergi BUMN untuk Palu Bangkit Kembali.
Indonesia kembali merangkai duka. Sesaat setelah gempa di Lombok, gempa lebih dahsyat terjadi di Palu, Sigi dan Donggala. Gempa berkekuatan 7,4 skala richter ini terjadi pada sore hari disaat warga sedang bersiap sholat Maghrib. Selain gempa utama, juga terjadi gempa gempa susulan dengan skala yang lebih kecil. Bahkan tidak hanya berakhir disitu, setelah gempa juga terjadi Tsunami dan Likuifaksi di beberapa tempat.
Likuifaksi, kata ini mungkin maih asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun setelah bencana gempa di Palu, semakin banyak orang mengerti apa arti likuifaksi. Likuifaksi adalah kejadian dimana tanah mengalami kehilangan kekakuan sehingga berubah menjadi cairan akibat tegangan mendadak seperti gempa bumi (Wikipedia).
Likuifaksi ini mengakibatkan bangunan dan segala macam benda yang ada di permukaan tanah terseret seperti halnya terseret arus di sungai, bahkan ada yang tenggelam ke dalam tanah. Fenomena Likuifaksi dan Tsunami ini menambah panjang jumlah korban dan kerugian yang terjadi di Palu dan sekitarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mencatat 2.256 orang meninggal, 1.309 orang hilang, 4.612 korban luka dan 223.751 orang mengungsi yang tersebar di 122 titik pengungsian. Demikian juga banyak bangunan dan infrastruktur yang mengalami kerusakan. Dan apabila ditotal semua kerugian mencapai angka hampir 14 trilyun rupiah.
Kesedihan dan duka yang mendalam, tak hanya dirasakan oleh warga Palu. Saya rasa, semua orang pasti juga merasakan kedukaan itu.
Namun Palu dan sekitarnya tak sendiri. Banyak bantuan yang mengalir sebagai bentuk simpati. Pemerintah melalui perusahaan berplat merahnya juga bekerja keras dalam pemulihan kembali kota Palu dan sekitarnya.
BUMN bersinergi dengan optimal untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana. Tak butuh waktu lama, sehari berselang setelah gempa terjadi, berbagai macam bantuan dari BUMN datang silih berganti.
Pertamina, melakukan revitalisasi yang fokus pada 4 hal yaitu : yaitu pembangunan kembali dermaga dan sarana tambat, perbaikan fasilitas penimbunan dan perpipaan, pembangunan serta relokasi Filling Shed dan Sarana Penyaluran, serta perbaikan fasilitas sipil darat
Langkah awalnya dengan mengirimkan 4000 solar untuk membantu operasional penanganan bencana. Solar ini dikirim dari Tarakan, Kaltim dengan menggunakan pesawat Air Tracktor. Sementara itu PLN mengirimkan 125 personel tim gabungan yang bekerja memulihkan kembali pasokan listrik. Hingga pada tanggal 1 Oktober, 3 unit PLTD Silae yang masing masing berkapasitas 1,3 MW telah diperbaiki dan berfungsi kembali.
Tak kalah, Telkom pada tanggal 1 Oktober juga telah berhasil memulihkan sebagian jaringan di kota Palu, Donggala dan sekitarnya, terutama di beberapa titik strategis dan kantor pemerintah. Sehingga masyarakat dapat melakukan sambungan telepon maupun mengakses internet.
Bank bank plat merah yaitu Mandiri, BNI dan BRI pun mengirimkan berbagai bantuan seperti kebutuhan pokok, selimut, tenda dan obat-obatan. Tentu saja mereka juga berusaha keras agar layanan perbankan dapat segera pulih kembali.
Dari sisi transportasi, PELNI juga memberangkatkan 6 kapalnya dari 6 daerah yang berbeda yaitu yaitu Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Semayang (Balikpapan), Soekarno-Hatta (Makassar), dan Nusantara (Pare-Pare). Kapal kapal tersebut juga mengangkut berbagai macam bantuan.
Sebagai upaya untuk membantu para pengungsi mendapatkan hunian sementara yang layak dan nyaman, Bank Mandiri bersama BNI bersinergi dengan membangun 400 huntara atau hunian sementara yang terletak di desa Lolu dan Sibalaya Kecamatan Tambulava, Kabupaten Sigi. Daerah ini dipilih karena sebelumnya merupakan daerah terisolir, sehingga bantuan sulit sekali untuk masuk.
Di komplek hunian sementara ini terdapat 400 rumah tinggal, sekolah sementara, toilet/MCK, fasilitas air bersih (Sumur Bor) dan gedung serba guna. Pembangunan 400 huntara ini dipercepat agar warga masyarakat di sewkitar area huntara tersebut segera mendapat hunian yang layak dan nyaman.
Satu bulan setelah bencana terjadi, menteri BUMN ibu Rini M Soemarno untuk keempat kalinya kembali berkunjung ke Palu dan sekitarnya. Kunjungan kali ini Bu Rini juga didampingi oleh jajaran Direksi BUMN. Selain meninjau kinerja BUMN secara keseluruhan untuk pemulihan Palu dan sekitarnya, beliau juga berkenan hadir untuk mengunjungi Huntara yang berada di Desa Sibalaya Kecamatan Tambulava Kabupaten Sigi tersebut.
Dalam kunjungannya Bu Rini berkeliling huntara dengan didampingi oleh Bapak Rohan Rafas yang merupakan Corporate Secretary bank Mandiri yang memberi penjelasan mengenai kondisi Huntara. Tak hanya bercakap-cakap dengan warga, Bu Rini juga mengunjungi ruang kelas sementara dan kemudian bernyanyi bersama anak-anak.
Anak anak pun tak mau kalah, perwakilan dari mereka ada yang tampil ke depan untuk bernyanyi. Lagu yang mereka nyanyikan adalah lagu tentang gempa yang baru saja melanda daerah mereka. Tentu saja hal ini membuat suasana jadi haru, hingga beberapa dari mereka tak kuasa membendung air matanya.
Untuk menghibur anak-anak tersebut, Bu Rini dan rombongan juga member bingkisan untuk anak-anak berupa tas sekolah dan makanan kecil. Ah, semoga mereka dapat terhibur dan kembali semangat ya…
Sebagai mentri yang memegang komando BUMN, Bu Rini patut berbangga hati. Karena dalam jangka satu bulan setelah bencana, sebagian besar fungsi BUMN telah pulih di Palu dan sekitarnya.
Satu bulan berlalu setelah bencana, Telkom telah melakukan pemulihan BTS sebesar 91 %, sedangkan PLN menyatakan 7 buah gardu Induk dan 1533 gardu distribusi telah kembali beroprasi. Selain itu, PLN juga telah menyalurkan 66 genset untuk disebar di Palu dan sekitarnya. Sebanyak 45 penyulang/Jaringan PLN yang berfungsi menyalurkan listrik dengan tegangan 20.000 Volt, dari Gardu Induk menuju Gardu Distribusi juga telah pulih 100%. Sehingga daya sebesar 101, MW tersedia untuk Palu sehingga bisa dipastikan bahwa pasokan listrik telah aman.
Pertamina juga telah melakukan operasi pasar untuk tabung gas 3 kg. ada 16.000 tabung yang dialokasikan pada operasi pasar tersebut. Sebanyak 14 SPBU di Palu dan sekitarnya juga telah beroperasi kembali, menyisakan 3 buah SPBU yang mengalami kerusakan parah sehingga butuh perbaikan lebih lanjut.
Bank Mandiri mencatatkan 6 cabang regular dan 3 cabang mikro telah beroperasi. Sementara itu dua dari 7 kantor cabang BNI telah beroperasi, dan 56 ATM dari total 100 ATM juga telah berfungsi kembali. Sedangkan 79 dari 106 ATM BRI telah berfungsi kembali dan 33 dari 39 jaringan telah beroperasi kembali. Sedangkan bank BTN telah mengoperasikan 6 outlet dan didukung dengan 8 buah ATM online.
Perlahan tapi pasti Palu, Donggala, Sigi dan daerah terdampak bencana lainnya kembali bangkit. Semoga kerja keras yang dilakukan pemerintah melalui BUMN ini membawa manfaat sebesar-besarnya untuk warga Palu dan sekitarnya. Meskipun tidak sepenuhnya bisa mengganti apa yang hilang, namun setidaknya dapat menyuntikkan asa agar mereka lebih semangat lagi menyongsong depan.