Konten [Tampil]
Hari ini ceritanya mau curhat...sebenarnya ada beberapa resep masakan yang belum sempat diposting. Tapi karena foto juga belum diedit dan diberi watermark jadi ya sudahlah, mungkin besok saya akan posting resep lagi.
Cuma mau cerita kalau kemarin saya mendapat kejutan kecil. Tiba-tiba saja Pak Pos mampir ke rumah. Kebetulan yang menerima suami saya nih. Sempat kaget juga dianya, karena nggak merasa pesan barang kok tiba-tiba ada Pak Pos yang mampir.
Karena biasanya Pak Pos mampir untuk mengantarkan paket dagangan suami saya, sekarang rupanya mengantarkan benda lain. Apa itu?
Wesel. Ya...Pak Pos mengirimkan wesel atas nama saya. What a surprise....
Rupanya cerita pendek berbahasa jawa yang pernah saya kirimkan ke majalah, dimuat sodaraaa.... Padahal sudah tiga bulan lebih, bahkan saya sendiri pun lupa kalau pernah mengirimkan naskah ke majalah tersebut.
Sungguh sebuah penghargaan yang tak terkira buat saya, karena baru sekali saya mengirimkan naskah ke majalah tersebut tapi langsung diterima (kalau ke majalah lain sudah sering...dan ditolak semua hahaha...)
Meskipun nilai uangnya tidak seberapa tapi senengnya itu lhoo ngalahin rasa makan bakso setelah sebulan nggak beli hehehehe.
Baru kali ini saya tau yang namanya wesel. Begitu diberikan oleh suami saya, cuma saya lihat saja sambil senyum-senyum. Untung ngasihnya di dalam rumah. Kalau diluar rumah kan orang bisa salah sangka sama saya hehehehe.
Keesokan harinya alias pagi tadi, suami menawarkan diri untuk mengambilkan wesel di kantor pos. Saya ya manut-manut saja, karena mau minta antar suami ya nggak mungkin wong beliaunya sambil kerja. Tidak lupa KTP saya sertakan sebagai bukti.
Ba'da Dzuhur suami sudah pulang lagi, dengan senyum-senyum saya sekati dia. Tapi dia cuek aja, malah memasang charger ke hapenya. Hiks
"Wah, mau ngerjain saya ya.." Pikir saya, dia suka usil sih sama saya. Kadang lucu kadang nyebelin juga.
"Ternyata, wesel itu harus ada tanda tangan penerima sama nama terang, coba lihat deh di belakang kertas itu "kata suamiku tiba-tiba.
"Oh ... Ha ... Oalah ... Baru tahu aku hahahha...." Jawabku sambil tertawa lebar...maklum sodara..pengalaman pertama ini....
Setelah kutandatangani dan menulis kererangan yang diperlukan. Kuserahkan kembali wesel itu ke suamiku.
"Setelah ini aku berangkat lagi lho " kata suamiku.
"Mau kemana?"
"Ke kantor pos lagi lah...keburu tutup"
"Oh, OK. " jawabku. "Hati-hati di jalan ya..." Tambahku lagi.
Beberapa saat setelah suamiku berangkat tiba-tiba telp berbunyi. Rupanya ayahnya anak-anak.
"Halo, yang .... Weselnya tadi ketinggalan di rumah ta?" Tanyanya.
"Bukannya sudah masuk tas?" Jawabku.
"Nggak ada tuh, coba cari di tas satunya!"
Dan ternyataaaaa...suamiku memang salah ambil tas, sodara...
Dan beberapa waktu kemudian dia pun muncul lagi. Kali ini dia yang senyum-senyum.
"Haduuh...malu aku sama mbaknya, udah di depan loket, nyari kertas weselnya kok nggak ada, mana banyak orang lagi...malu aku diketawain " katanya.
"Wkwkwkwk...salah sendiri...." Kataku.
Setelah menerima wesel dari tanganku, dia pun berangkat lagi ke kantor pos.
Moga-moga saja kantor pos belum tutup, biar nggak balik lagi kesana besok...
#sampai tulisan ini selesai dibuat, saya juga belum tahu apakah wesel saya sudah dicairkan apa belum.
Inilah penampakan wesel bersejarah itu. |
0 comments