Konten [Tampil]
Brudel dengan chocochip |
Brudel sebenarnya adalah makanan khas dari Manado. Yang merupakan gabungan antara cake dan roti. Adonannya lembek seperti cake tapi hasil akhirnya berongga seperti roti. Mudah-mudahan saya benar. Karena belum pernah makan sebelumnya. Jadi judulnya sok tahu nih...tapi dari hasil jalan-jalan dari blog ke blog emang saperti itulah hasilnya.
Rasa brudel ini mengingatkan jajanan pada zaman masih kecil dulu. Roti berbentuk bulat cabochon, halah emangnya batu akik bentuknya cabochon ? Hehehe.... Ya benar roti bulat sebesar kepalan orang dewasa dibungkus plastik transparan dan bertuliskan “roti bluder”.
Resep brudel kali ini saya nyontek resepny mbak Ricke, resepnya simpel dan hemat ...tetep ya, ciri khas emak-emaknya nggak ketinggalan, maunya yang murah tapi enak hihihi.
Lanjuuuut pada resep yaa...
Brudel :
Bahan;
300 gr tepung terigu
100 gr gula
1/2 bungkus ragi instant
1/2 sdt vanili
3 butir telur
1/4 sdt garam
1 sachet SKM (Susu kental manis)
80 ml air hangat
75 gr margarin
Sebelum membuat adonan, lebih baik kita membuat adonan biang terlebih dahulu. Membuat adonan biang ini agar kita mengetahui apakah ragi instan yang kita gunakan masih bagus atau sudah tidak bekerja lagi.
Adonan biang terdiri dari air hangat- hangat kuku, sedikit gula dan ragi instan. Cara mengetahui air hangat yang tepat adalah apabila kita memasukkan jari ke dalam air tersebut beberapa saat maka akan terasa nyaman. Apabila kita memasukkan jari beberapa saat ternyata masih terasa panas, maka akan membuat ragi rusak dan adonan tidak dapat mengembang.
Masukkan air hangat, sedikit gula dan ragi instan ke dalam suatu wadah. Aduk dan tunggu kurang lebih 7 menit. Ragi yang masih baik akan menghasilkan buih. Namun apabila adonan biang tersebut tidak menghasilkan buih maka bisa dipastikan ragi tersebut telah rusak atau kadaluwarsa.
Sementara itu, kocok gula, telur, susu kental manis,vanili sampai larut lalu tambahkan adonan biang, aduk sampai merata.. Setelah itu masukkan , tepung terigu sambil diaduk sampai rata. Terakhir masukkan margarin dan garam. Lalu kocok adonan sampai lembut. Saya kemarin hanya menggunakan whisk.
Tunggu adonan mengembang sampai dua kali lipat biasanya satu jam. Jangan lupa ditutupi plastik dan kain basah agar permukaan adonan tidak kering Lalu kempiskan sambil di tuang ke loyang tulban yang sudah disemir margarin dan ditaburi tepung terigu. Setelah dituang, diamkan adonan kurang lebih 30 menit. Lalu taburi permukaan adonan dengan topping favorit. Kebetulan anak-anak sukanya coklat, jadi saya menggunakan chocochip sebagai taburan.
Ceritanya waktu itu saya nitip ke mas bojo untuk membelikan chocochip, setelah beli ternyata beliaunya tidak langsung pulang. Nggak tau ngopi atau mampir ke rumah temannya. Setelah beberapa kali di telpon baru deh, doi muncul sambil senyum-senyum. Padahal adonan udah ngembang tinggal nunggu dimasak, untung nggak sampek over fermented bisa kecut roti saya, Jendral.
Dan ternyata apa yang terjadi saudara-saudaraaaaa ???
Chocochipnya nempel jadi satu semua. Usut punya usut, ternyata setelah beli, chocochipnya di letakkan di dashboard mobil. Lalu mobilnya kepanasan, dan itu tidak sebentar ... Hiks. Untunglah rasanya tidak berubah, masih berasa coklat hehehe.
Ya sudah akhirnya chochocip amorf tadi masih dipakai juga. Karena emang ga ada lainnya lagi, hiks.
Baiklah kembali ke adonan, ditinggal cerita pasti adonanya udah ngembang nih hehehe. Setelah ditaburi chocochip, adonan yaang tingginya setengah loyang ini dipanggang. Karena saya pakai otang yang tidak ada termometernya, jadi ya kira-kira saja. Asalkan oven sudah panas, adonan siap dimasukkan.
Tunggu adonan sampai matang. Untuk mengetahui apakah adonan sudah matang apa belum, lakukanlah tes tusuk. Ambil sebatang lidi atau tusuk sate. Tusukkan lidi tersebut ke dalam adonan. Apabila masih ada adonan yang menempel maka roti belum matang. Jika tidak ada adonan yang menempel berarti sudah matang.
Setelah matang segera keluarkan kue dari dalam loyang lalu olesi permukaannya dengan margarin. Hal ini dilakukan agar permukaan kue lembut. Setelah dingin, simpan di tempat tertutup
Sebelum membuat brudel ini saya beberapa kali membuat cake. Mungkin karena sudah bosan, cake yang biasanya laris manis tak bersisa kemarin malah bersisa dan tidak tersentuh...hiks. Tapi begitu ada brudel ini anak-anak langsung lahap lagi. Memang teksturnya lebih dekat ke roti daripada cake, jadi anak-anak pikir yang mereka makan adalah roti. Padahal brudel kan roti setengah cake hihihi.
Wokkey moms and Dads ... Selamat mencoba resep ini, saran saya sebelum mencoba. Baca dan pahami baik-baik, kalau perlu dibaca berulang-ulang Biar hasilnya sesuai harapan. Apalagi kalau baca tulisan saya yang agak njelimet bin rumit ini. Harap sabar ya... Boleh kok bertanya, semoga saya pun bisa menjawabnya dengan benar. Finally thanks for reading my blog. Tengok-tengok lagi ya kalau ada resep yang lain.
4 comments
mbak Retno, itu margarinenya diencerin nggak?
BalasHapusPenampakannya mirip bolu jadul ya
BalasHapusBrudel ternyata campuran antara cake dan roti. Panatasan asing namanya, ternyata manado punya
BalasHapusKayaknya enak nih buat buka puasa ntar. Kapan-kapan nyoba ah. Makasih resepnya ya Mbak...
BalasHapus