Konten [Tampil]
Melompatlah setinggi mimpimu, Nak... |
Sudah memasuki akhir Maret, bagi
orang tua yang anaknya melewati masa kelulusan sekolah tentunya sudah
bersiap-siap mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan tahun ajaran baru.
Pun demikian dengan sekolah TK dimana anak saya bersekolah.
Untuk menghadapi tahun ajaran
baru itulah para wali murid diundang ke sekolah. Disebutkan bahwa TK
menyediakan fasilitas pendaftaran kolektif, sehingga orang tua hanya menyiapkan
surat-surat dan keterangan yang dibutuhkan lalu dikumpulkan di sekolah. Nantinya sekolah yang akan mendaftarkan ke SD
tujuan. Hanya saja untuk beberapa Sekolah Dasar tertentu, pada saat mendaftar
orang tua wajib mendampingi.
Saat ini usia mbak Ai, demikian
saya biasanya memanggil anak saya, hampir tujuh tahun. Lahir di bulan Mei,
berarti pada saat mendaftar SD nanti usia mbak Ai, 7 tahun lebih 2 bulan. Saya memang
sengaja memasukkan anak saya ke SD pada usia 7 tahun. Karena menurut saya pada
usia tersebut anak saya sudah siap secara mental. Mengapa begitu, berikut ini beberapa
alasannya:
Alasan masuk SD usia 7 tahun
· Dituntut lebih mandiri
Berbeda dengan
di TK yang selalu dibantu oleh ibu Guru, di SD anak dituntut untuk melakukan
sendiri hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan pribadinya. Misalnya saja
pergi ke kamar kecil, mengambil dan merapikan bekal.
· Bertemu dengan orang-orang yang lebih beragam.
Kalau di TK,
teman sekolah adalah teman sebaya sedangkan di SD teman sekolahnya mulai dari
usia 7 tahun sampai kurang lebih 12 tahun. Yang masing-masing memiliki karakter
dan sifat yang jauh beragam dibandingkan dengan teman TK.
· Menghadapi lingkungan dan suasana baru
Meskipun ada
beberapa teman TK yang mungkin nantinya menjadi teman SD, tapi akan jauh lebih
banyak teman yang baru dikenal. Selain itu cara mengajar guru SD yang sangat
berbeda dengan di TK. Guru SD menuntut siswa untuk lebih mandiri.
Menurut survey kecil-kecilan yang
pernah saya lakukan (halah… padahal juga Cuma tanya sama beberapa tetangga
hihihi) anak yang usianya kurang dari 7 tahun atau setidak-tidaknya 6,5 tahun sudah
masuk SD. Akan mudah mengikuti pelajaran pada tahun-tahun awal sekolah saja,
ketika menginjak tahun ke empat anak seperti sudah mencapai titik kejenuhan. Ditandai
dengan malas belajar dan mengerjakan PR. Selain itu anak dengan usia 7 tahun
lebih memiliki tanggung jawab dibandingkan dengan usia anak dibawahnya.
Jadi ingat pengalaman saya waktu
mengantarkan bekal ke sekolah anak saya yang pertama. Waktu itu anak saya masih
kelas satu SD. Pada waktu istirahat, saya mencari anak saya di kelasnya. Tidak seperti
biasanya, semua penghuni kelas ada di luar kelas. Tidak ada sama sekali yang di
dalam kelas. Ternyata ada berita tersebar bahwa sebelumnya ada yang melihat pintu kamar mandi yang letaknya di samping
kelas bergerak sendiri. Dan ada yang bilang hal itu terjadi karena ulah hantu. Bahkan ada yang menambahi kalau kipas angin di
dalam kelas tiba-tiba juga bergerak sendiri.
Anak-anak bergerombol di luar
kelas, bahkan yang uang sakunya ketinggalan di dalam tas tidak berani masuk ke
dalam kelas. Saya tertawa geli melihat tingkah anak-anak itu. Saya beritahu
beberapa anak yang kebetulan berada di dekat saya, bahwa mahluk gaib itu ada di
mana-mana. Mereka tidak akan mengganggu kita jika kita tidak mengganggunya. Jika
takut, maka berdoalah agar rasa takut itu hilang. Anak-anak mendengarkan dengan serius sekali,
seolah-olah baru pertama kali mendengar apa yang saya omongkan.
Karena waktu istirahat habis,
saya pun segera pulang. Nah, ketika anak saya sampai di rumah, saya tanya
bagaimana kelanjutan kehebohan di kelas tadi. Katanya, Bu Guru kemudian masuk
kelas,, meskipun dengan perasaan takut, teman-temannya masuk kelas juga. Dari 30
anak di kelasnya, yang tidak takut cuma anak saya dan seorang temannya. Ketika saya
lihat di daftar penerimaan murid. Ternyata teman yang dikatakan anak saya
tersebut usianya sudah lebih dari 7 tahun.
Inilah salah satu contoh kematangan mental, yaitu anak tidak mudah
terpengaruh oleh sesuatu yang tidak benar. Contoh lain dari siap mental adalah tidak
malu secara berlebihan kepada teman baru, tidak takut kepada guru yang baru
dikenal, mudah menerima perbedaan dan lain-lain.
baca juga : Agar anak tak rewel saat pertama masuk sekolah
baca juga : Agar anak tak rewel saat pertama masuk sekolah
Saya pernah bercerita sebelumnya
bahwa anak saya yang pertama sudah masuk PAUD pada usia 3 tahun. Dulu saya
lakukan karena terpaksa. Meskipun waktu itu saya punya seorang ART terus terang
saya kuwalahan. Karena di usia anak pertama tiga tahun sudah ada dua adiknya
yang berumur 1 tahun dan yang baru lahir. Dan lagi anak sulung saya ini sangat
kelebihan energi alias tidak bisa diam. Akhirnya
saya pun menyekolahkan anak pertama saya ini ke PAUD. Lumayanlah ada waktu mulai
jam 7 sampai jam 10 untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Namun ketika anak saya lulus TK,
saya menyesal karena terlalu dini melepas anak saya ke sekolah. Saya waktu itu
baru sadar bahwa masa anak-anak adalah masa bermain. Dan masa anak-anak tidak
akan pernah terulang lagi.
Akhirnya setelah lulus TK pada usia 6 tahun, anak
saya yang pertama tidak langsung melanjutkan ke SD. Sedangkan adiknya yang
sudah terlanjur lulus dari Paud juga tidak melanjutkan ke TK. Ya… anak saya
berhenti sekolah selama satu tahun. Hal ini saya lakukan untuk menebus waktu
mereka yang telah saya sita untuk sekolah. Saya ingin mereka puas menjadi
anak-anak yang bebas bermain dan mengekspresikan diri. Walaupun saya tidak tahu
apakah tindakan yang saya lakukan ini ada efeknya apa tidak, tapi setidaknya
saya lega telah memberi mereka waktu untuk menjadi anak-anak yang sebenarnya.
Lalu selama satu tahun itu apa
yang anak-anak saya lakukan? Mereka hanya bermain dan mengaji pada sore hari. Pagi
hari ketika teman-teman mereka bersekolah mereka bermain sepeda, bermain bola,
berlari-lari di jalan kampung (kami memang tinggal di kampung bukan di
perumahan). Kalau musim hujan mereka main hujan-hujanan bahkan bermain lumpur.
Apa yang saya lakukan dipandang
aneh oleh orang sekitar saya, tapi saya tidak peduli. Jadi bahan omongan orang kampung?
Itu sih sudah pasti hihihi
Mereka heran kok bisa-bisanya
saya biarkan anak-anak saya bermain lumpur bahkan membawa pulang apapun yang
mereka temukan di jalan. Mulai dari batu kerikil, potongan keramik, kertas,
daun-daun kering sampai ranting pohon. Semuanya menumpuk di teras rumah. Terus,
rumah jadi kotor dong… ah, itu sih biasa heheheh.
Saya pun cuma bilang pada orang-orang, mumpung
masih anak-anak biarlah mereka berlaku seperti anak-anak. Biar puas jadi
anak-anak, nanti toh kalau sudah besar mereka tidak akan melakukan itu karena
sudah punya rasa malu.
Akhirnya setelah satu tahun,
anak-anak kembali bersekolah. Si sulung masuk SD pada usia 7 tahun lebih 3
bulan. Kini sudah duduk di kelas dua sekolah dasar. Dan kini giliran adiknya
yang kedua akan masuk SD pada usia 7 tahun lebih 2 bulan.
Demikianlah cerita saya seorang
ibu yang takut jika anak-anaknya kehilangan kekanak-kanakannya. Mungkin saya
dipandang terlalu parno dan bertindak berlebihan. Mungkin anda pembaca yang budiman, memiliki pendapat
berbeda tentang apa yang telah saya lakukan? Monggo saya siap menampung hehehe.
Semoga segala urusan dimudahkan
dan anak kedua saya bisa masuk ke sekolah yang dia inginkan. Aamiin. Terimakasih
atas kesediaan membaca coretan saya yang apalah-apalah ini.
49 comments
Asyik.... Mas Ai akan masuk SD... berarti sudah besar dooong
BalasHapusSudah besar mbak...saya jadi berasa tua..
HapusMbak keren... di saat hampir semua ibu2 menyekolahkan anaknya di usia dini, justru mbak melakukan cara yang lain...
BalasHapusSaya kan ngga kerja mba...jadi mending main-main di rumah aja sama mamanya, lagian yang namanya belajar tidak harus pakai seragam dan memegang pinsil dan buku...mereka belajar lewat apa yang mereka lihat, mereka dengar dan mereka rasakan..
HapusBoro-boro anak kecil mbak, saya aja yg udah tua terkadang terpengaruh sesuatu yg belum tentu benar kebenarannya. Hahaha
BalasHapusYang begitu-begitu sih saya juga hahahha...emaknya pingin anak-anaknya ga separah emaknya hahaha
HapusSepakat mbak, memasukan anak ke sekolah sebelum waktunya ibarat memeram buah. Matangnya tidak seenak buah yang matang di pohon.
BalasHapusSemoga apa yang say lakukan ini bermanfaat buat mereka ya bu Ika...
HapusAsma nanti masuk SD kurang dari 7 tahun. Sekarang aja usianya masih mau 5 tahun. Tahun depan mau 6 tahun pas masuk TK B. Dia dulu PAUDnya dari sebelum umur 2 tahun.
BalasHapusWiih...anakku yang paling kecil masuk Paud waktu usianya 4 tahun. Nanti dia 7 tahun juga masuk SD nya..
HapusIya aku pengennya juga gitu mbak, anak aku nanti lulis TKB baru 5 setengah tahun, rencana akau ngulang TK lagi, tapi tetep lulusnya jadi 6 setengah tahun, kalo ngulang lagi takut kelamaan.. Uhuhu. Tapi mereka ngga bermasalah dalam sosiali kan ya mbak kalo setahun nganggur? anak aku anak rumahan banget, ngga pernah main keluar rumah.. Takutnya kalo aku anggurin setahun, ntar dia kagok pas masuk SD.. Uhuhu
BalasHapusKebetulan anak pertamaku seneng main mbak, temannya dari ujung ke ujung kampung, jadi adik2nya juga begitu. Lagipula kalau sore hari masih mengaji. Monggo dipikirkan lagi, yang tau keadaan anak kita ya kita sendiri. Makanya saya tidak menyarankan untuk melakukan hal yang sama, karena kondisi tiap anak berbeda...karena nanti juga ditanyai sama orang2 kenapa kok tidak sekolah, anak juga harus dibekali jawaban yang masuk akal, soalnya saya tinggal di kampung sih mbak jadi banyak yang ngomongin kita jadi anak sm emak harus siap mental hehehee
HapusTahun ajaran baru kemarin saya coba masukin alfi ke semacam daycare gitu. Umurnya baru 2,5 tahun, alhamdulillah cuma bertahan 4 hari udah mogok. :).
BalasHapusMungkin saya egois, anak lain bisa anak saya pasti juga bisa. Padahal setiap anak itu khan beda.
Terima kasih sharingnya mak
Iya mbak betul...lagian kecerdasan anak kan macam-macam mbak. Biar bebas bereksprwsi dulu. Anak kedua pada waktu masih TK A, saya sudah mintakan izin tidak saya ajari calistung dulu. Untunglah gurunya mengrti. Sedangkan anak yang ketiga yang sekarang masih TK A, untungnya bu gurunya sealiran sama saya bahwa masa anak-anak adalah masa bermain jadi tidak menuntut anak untuk bisa calistung..
HapusSaya juga berencana memasukkan anak saya pacs usia 7 tahun di SD. Playgroupnya homeschooling saja ^^
BalasHapusSetuju mbak, kalau saja dulu anak pertama tidak terlanjur masuk paud, adik2 nya juga akan mengikuti, tapi karena terlanjur ya sudahlah...menunda sebentar masa anak keluar dari rumah (sekolah) saya rasa baik juga untuk meningkatkan hubungan antar keluarga..
Hapuswah TK juga sudah ada calistung ya?
BalasHapusKurikulum TK sebenarnya ga ada mbak, tapi guru TK serba salah, karena tuntutan dari SD, anak masuk SD harus sudah bisa baca tulis. Mereka berdalih kalau kelas satu SD baru diajari calistung maka akan ketinggalan pelajaran
Hapusmenurut saya enggak apa apa mbak
HapusSaya belum punya anak dan setuju banget kalau anak itu harus puas jadi anak-anak. Semoga Mbak Ai sekolahnya lancar. :)
BalasHapusAamiin...terimakasih :)
HapusSemoga lancar sekolahnya ya, Mbak. Kita tidak bisa memuaskan hati setiap orang :-) jadi biarkan saja omongan2 orang itu :-)
BalasHapusIya mbak, kadang harus nebelin kuping heheheh
Hapusanak saya baru 4 tahun dan sekarang sudah masuk TK A, rencananya saya gak mau buru-buru masukin dia di SD biarlah dia puas-puasin main dulu di TK :)
BalasHapusMasa anak-anak tidak akan pernah terulang ya mbak...
HapusSaya produk masuk SD umur 7th Mba, hehehe..dan nanti akan meneruskannya ke anak2. Anak pertama pas lahirnya bulan Juli, jadi 7th pas deh :)
BalasHapusKalo lahirnya pas bulan juni atau juli emang enak mbak...ortunya ga bingung hehehe
HapusWah sekarang SD 7 tahun ya, dulu pas aku masuk SD masih 5,5 tahun. Itu pun SD di kampung soalnya kalo buat daftar SD di kota umurnya belum cukup dan nggak mau nerima. Sementara aku udah dua tahun TK. Masa iya mau TK lagi setahun, hihihi.
BalasHapusBiasanya usia minimal masuk SD 6,5 tahun mbak, kebetulan anak-anak saya lahirnya deket tabun ajaran baru, jadi masuk SD pas usianya 7 tahun...
BalasHapusHalo mba salam kenal, anak sy kbetulan jg sama, taun depan lulus TK saat usia pas 6thn. Saya jd menyesal sndiri kenapa terlalu dini menyekolahkan anak. Awalnya usia 3th saya sekolahkan Paud agar dia bs punya teman dan sosialiasi dgn teman seumurnya. Berhubung di lingkungan rumah tidak ada teman sebaya. Akhirnya berlanjut di TK 2thn. Sy jadi mempertimbangkan cara Mbak Retno utk membebaskan anak bermain dulu di usia 6th nanti. Apalagi yg sy dengar, kurikulum SD sekarang lebih berat dari dulu. Melihat anak saya saat ini jg masih belum mandiri penuh, dibanding teman sekelasnya yang sudah usia 6thn (anak saya masih 5thn). Memang yang jadi pertimbangan besar, apa kata orang nanti, apa alasannya nanti, terlebih lagi neneknya pasti tidak mendukung keputusan saya kalo liat cucunya nganggur tidak sekolah. Mhn pencerahannya mbak, atau ada saran untuk saya? Terima kasih ya
BalasHapusMemutuskan anak untuk berhenti sekolah atau tidak itu benar2 perlu dipikirkan secara matang mba... kalau anaknya tipe cuek si lebih mudah bagi orang tua untuk terus2 an membesarkan hatinya saat ditanya orang, kenapa kok gak sekolah. Tapi kalaau anaknya perasaannya agak sensitif lebih baik jangan, karena anaknya bisa down akhirnya tidak percaya diri dan nantinya bisa pengaruh sampai dia besar nanti. Yang perlu dicatat juga: bukan hanya saya, orang tuanya yang jadi bahan omongan tapi juga anak-anak di lingkungan bermainnya akan diperlakukan beda.. bahkan ada orang tua yang melarang anaknya main sama anak saya... karena tidak bersekolah hehehe... jadi yang mengenali anak mba adalah mba sendiri, tipe anak yang bagaiman. Dan bayangkan jika anak mba diperlakukan seperti anak saya kira2 berpengaruh sama kepercayaan dirinya atau tidak.
HapusKalu kiranyaa lebih baik masih di TK juga ga apa-apa... asalkan anak tidak terlalu ditekan harus ini itu, saya rasa diapun msh akan menganggap sekolah itu menyenangkan....
Hi salam kenal, sy menemukan blog anda dr google dan spt menemukan kekuatan buat sy. Anak sy skr usia 5th 9bl kmr tes Sd di salah satu sd favorit di menteng dan tidak diterima. berhari2 sy memikirkannya namun membaca blog anda sy spt dicerahkan mungkin mmg krn usia anak sy masih kemudaan dan kadang ditanya apa jawab apa sementara tes SD skr tidak peduli krn yg mengetes juga dr pagi sampai siang ketemu puluhan anak pastinya anak sy yg kebagian jam 12 siang si guru sudah cape lelah dan waktu anak sy di psikotes tidak bs menjawab dg baik lgs di beri label tidak mandiri. Sedih sih begitu mudah memberi label pd seorg anak tanpa menilai lebih lanjut tp ya sudah stl membaca blog anda ya sy pikir knp hr dipaksa, biarkan anak sy seth lagi di tk B nya sambil bermain sebab ketika masuk SD yg ada hanya belajar dan belajar. Terima Kasih sudah berbagi.. Salam Mama Evancelia
BalasHapusSama-sama mbak.. Saya juga senang mbak sudah berkunjung dan berkomentar disini...
Hapusapapun itu, pasti orang tua memiliki alasan yang terbaik dalam mengambil keputusan untuk anak-anaknya. menyekolahkan anak usia dini bagi sebagian orang tua mungkin (bisa jadi) dikarenakan oleh anaknya yang emang memiliki kemampuan lebih, IMHO :)
BalasHapusnah, orang tua kan lebih mengenal anaknya dibanding orang lain. Boleh saja kok, jika memang anaknya bener-bener lebih dari anak yang lain..
HapusAwalnya saya yakin jg mba kalau anak saya blm dipercaya untuk masuk sd th ini (6.2) lahir bulan mei sama seperti anak mba, tapi kok mendekati lulus TK ini saya galau karena teman2nya yg sudah mendaftar ke SD, dan sharing dari keluarga saya jg sama.. kenapa ga dimasukin SD th ini aja.. kan sayang umurnya... saya jd tambah galau.. (anak maunya SD kakaknya - swasta - tp saya terlambat krn sudah penuh kuotanya)
BalasHapusAkhirnya saya rajin cari2 info dari internet dan menemukan tulisan mba ini.. dan semoga keputusan saya dan suami tidak salah untuk memasukkan SD anak kita di th depan, agar dia benar2 siap mental.
Terima kasih ya Mba Retno..yg sudah meyakinkan keputusan saya..semoga anak2 kita bisa masuk sekolah yg diinginkan.. Aamiin
aamiin... semoga mbak
HapusMantap..makasi share nya mbak:)
BalasHapusDulu saya masuk sd usia 5,5 malah wkwkkwk..cilik dewe..gembeng
nah, ada yang ngaku qiqiqiqi... yang kadang dilupakan para orang tua saat anaknya masuk SD adalah masalah pergaulan yang jauh berbeda jika dibandingkan saat TK. Jika anak tidak kuat mental dalam menghadapi GAP ini, salah satu akibatnya ya jadi nangisan hihihihi
Hapusanak saya kelahiran bulan januari tgl 2..pendaftaran nanti 6,5th..rencana masih saya tarih di TK lagi,,tapi saya masih ragu masuk sd atau tk lagi..anak saya membaca yg huruf mati seperti ng,m,ny belum bisa..enaknya gimana ya mbag??masuk sd sekarang atau taun depan umur 7,5th??saya bingung soalnya kurikulum sekarang jauh berbeda dg dulh
BalasHapusbunda tentunya lebih mengenal putra bunda, mana yang lebih sesuai. Kalau saya pastinya lebih memilih untuk menunda. Krena nanti saat masuk SD, beban yang dirasakan anak bukan cuma tentang pelajaran saja, di masa sekolah dasar anak rentan menghadapi bullying dari yang biasa-biasa saja sampai yang parah, belum lagi jika ada ekstra kulikuler. Jadi memang betul-betul harus dipikirkan baik baik. Dan kembali saya katakan, bundalah yang memahami putra/putri bunda
HapusAku juga bingung bunda, anakku termasuk agak lama dalam berbicara, bahkan 4,5 tahun baru lancar berbicara. Dan sekarang umur anakku sudah menginjak 5tahun setengah, aku baru mau mulai memasukannya ke Tk A, tapi ibu2 dikampung saya menyarankan langsung masuk ke Tk B karena nanti setelah lulus jadi 7,6 bulan, tapi saya ragu kalo harus mengambil langsung ke Tk B berhubung anak saya baru lancar berbicara dan bersosialisasi. Bagaimana menurut bunda
HapusMakasih bunda sharing pengalamannya.
BalasHapusAnak saya lahir 02 mei 2013. Sekarang sudah tkA. Saya pilih menunda melanjutkan ke tkB. Jadi ambil cuti satu tahun. Saya pilih cuti karena khawatir anak2 kelas tkB sudah belajar calistung karena fokus untuk persiapan masuk sd.
Rencana selama cuti setahun ke depan akan diisi dengan les berenang + mengaji saja. Tahun depan baru lanjut tkB supaya nanti masuk sd nya 7th 2bln.
Bismillah. Mudah2an ini yang terbaik dan enggaj galau2 lagi.
hmm...baca tulisan mbak sy jadi semangat utk memasukkan sd anak sy perempuan di usia 7 tahun, tadi sy masih galau mau masukkan dia di umur 6,4 tahun atau 7,4 tahun. Karena banyak masukan dr saudara yg macam2 jd bingung juga. Tp sy mengambil hikmah dr pengalaman anak pertama sy, anak pertama sy laki2 dulu masuk sd 6,4 tahun. Waktu itu dia sdh bisa calistung, di kelas 1-2 enjoy2 aja mengikuti pelajaran... ternyata kelas 3 sdh mulai ada kejenuhan belajar sampai kelas 5 dia masih susah kl diajak belajar. Sekarang sdh kelas 6 dan mau UN kami harus ekstra keras untuk emmbangun motivasi belajarnya, Alahmdulillaah dr rangking 16 menjadi rangking 7 semester ini dan sudah mulai tumbuh motivasi belajarnya walaupun kami harus mendampinginya dengan kasih sayang setiap belajar. Lha sy mau tanya ini mbak, kira2 kalau anak perempuan masuk sd usia 7,4 tahun terlalu tua gak ya? sebenarnya sy pengin dia masuk sd usia 7,4 tahun..tapi banyak teman yg bilang ke sy nanti terlalu tua dia ketika lulus... Terimakasih mbak
BalasHapusSy termasuk ibu yg sedang galau saat ini,anak sy lahir desember 2014 mau memasukkan sd tahun ini anaknya belum mau, masih mau main2 di tk dan blm bs baca jg namun sejak september kmrn anak sy tiba2 sj bisa membaca, ada sedikit penyesalan knp gak sy masukkan sd tahun ini,tp setelah bc blog ini alhamdulillah lega mudah2an anakku benar2 matang msk sd nanti.
BalasHapusSama banget mba sama anakku lahir bulan desember, jadi bingung mao masukin sd diumur 6,5 atau 7,5. Hati nurani ingin anak sd saat 7,5. Tapi bnyak desakan ibu2 dikampung nanti katanya ketuaan. Saya jadi ngedown.
HapusCoba diskusi sama anaknya mbk maunya msk sd tahun ini apa tahun depan, klo anakku dulu belum siap masih mau di TK krn pas pandemi setahun gak sekolah dan msh ada jg temennya yg mengulang.
HapusSaya juga rencana akan seperti mbak.memasukkan anak saya ke SD di usia 7 th lebih 2 bulan.pertimbangan saya juga tentang kesiapan anak dan masa bermainnya tanpa memikirkan apapun yg tidak boleh di kurangi.semoga kedepannya tetap semangat dalam belajar dan mampu bertanggung jawab terhadap segala hal.
BalasHapusTerimakasih. Anak saya laki-laki kelahiran november 2015. Jadi masa sekolah ini usia 6,8. Galau dan bingung karena belum pernah sekolah paud atau tk. Sudah daftar ke tk tapi gak bisa langsung tk b dan harus di tk a. Dan juga sudah daftar ke sd karena teman2 bermainya juga ngajak supaya masuk ke sekolah sama. Ini menjadi pertimbangan. Jika saya masukkan ke sd tahun ini berarti usia 6,8. Jika tahun depan berarti 7,8. Jika tahun ini tk a dan tahun depan tk b. Berarti masuk sd usia 8,8.
BalasHapus